-->

Rabu, 12 Oktober 2016

THEOLOGI ISLAM

INTEGRASI TAUHID ATAU TEOLOGI ISLAM 
DAN SAINS MODERN

DISUSUN
O L E H:
Wahyu Rizky Parmanda   
13154042

Dosen Pengampu : Annaisaburi
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2015/2016




KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa, karena kami telah diberikannya kesehatan dan kesempatan waktu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kuliah sekaligus dapat mempersentasikan hasil tugas kami mengenai “Integrasi Tauhid atau Teologi Islam dan Sains Modern” sebagai tugas kelompok mata kuliah “Teologi Islam”. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimah kasih kepada dosen yang telah membimbing kami mengenai berbagai macam urgensi pendidikan yang berguna bagi penulis dan rekan-rekan mahasiswa yang mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik sehingga dengan konsep tersebut penulis mampu menyesuaikan makalah ini sebagai aplikasi yang telah diterima dalam mengikuti mata kuliah Teologi Islam.
Penulis  berharap dengan adanya makalah ini semoga lebih dapat mengetahui bagaimana mengutuhkan atau mengintegrasikan antara ilmu tauhid ataupun teologi Islam dengan sains modern pada masa sekarang. Semoga makalah yang jauh dari sempurna ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amiin.


              Medan,    Juni 2016


Penulis



DAFTAR ISI



PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berjalan dengan demikian cepat. Sementara itu, pemahaman yang terkait dengan pengembangan teknologi yang mendasarkan pada keimanan berjalan lebih lambat. Para ilmuwan berargumentasi bahwa semua penelitian dilakukan dengan langkah yang dapat dipertanggungjawabkan, sebaliknya para agamawan lebih sibuk membicarakan persoalan akhirat dan pesan-pesan moral, tidak heran jika selalu terjadi benturan antara ilmu pengetahuan dan agama.
Perkembangan selama ini menunjukkan bahwa sains didominasi oleh aliran positivisme, yaitu sebuah aliran yang sangat mengedepankan metode ilmiah dengan menempatkan asumsi-asumsi metafisis, aksiologis dan epistemologis. Menurut aliran ini, sains mempunyai reputasi tinggi untuk menentukan kebenaran, sains merupakan ‘dewa’ dalam beragam tindakan sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain.Menurut sains, kebenaran adalah sesuatu yang empiris, logis, konsisten, dan dapat diverifikasi. Sains menempatkan kebenaran pada sesuatu yang bisa terjangkau oleh indra manusia.
Sedangkan agama menempatkan kebenaran tidak hanya meliputi hal-hal yang terjangkau oleh indra tetapi juga yang bersifat non indrawi. Sesuatu yang datangnya dari Tuhan harus diterima dengan keyakinan, kebenaran disini akan menjadi rujukan bagi kebenaran-kebenaran yang lain.

B.           Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengertian dari integrasi teologi islam dan sains modern?
2.      Bagaimana perkembangan sains modern dan dampaknya terhadap umat manusia?
3.      Bagaimana pentingnya integrasi tauhid dan sains modern?
4.      Bagaiama model-model integrasi tauhid dan sains modern?

C.           Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teologi Islam yang ditugaskan oleh Bapak Dosen. Selain itu makalah ini bertujuan untuk mengetahui penggabungan teologi Islam dengan dunia sains.

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Integrasi

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti penggabungan, keseluruhan atau kesempurnaan. Integrasi agama khususnya agama Islam dan sains dimaknai sebagai proses penggabungan dan penyesuaian di antara unsur-unsur Agama maupun Sains, sehingga menghasilkan perpaduan dua dimensi berbeda yang kemudian memilki keserasian. Definisi lain mengenai integrasi  adalah penyatuan atau penggabungan dua hal sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan padu.

B.           Dampak Integrasi Teologi Islam dan Sains Modern

Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan (sains) di akhir abad ke-16 telah menciptakan persepsi masyarakat barat, berbeda dari pada saat-saat ditanamkan dasar-dasar paradigmatiknya. Jika filsafat dapat dipahami sebagai manifestasi kegiatan intelektual, maka tradisi ilmiah dalam kehidupan masyarakat barat modern tidak lain merupakan kelanjutan dari perjalanan panjang kehidupan orang-orang Yunani kuno.[1]
Dengan demikian seperti dikemukakan oleh Koento Wibisono, pada awal kelahirannya ilmu pengetahuan yang sesungguhnya identik dengan filsafat mempunyai corak mitologik. Pada perkembangan berikutnya, melalui para filsuf pra-Socrates filsafat mengalami demitologisasi dan pada puncaknya berkembang menjadi “ilmu pengetahuan”. Sampai disini hingga pasca Aristoteles, meskipun filsafat berkembang menjadi ajaran praktis, namun pada masa Agustinus dan Thomas Aquinas filsafat berjalan seiring dengan agama.
Pandangan Islam terhadap perkembangan sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Firman Allah mengatakan bahwa “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali-Imran: 190-191).
Dampak dari perkembangan sains modern saat ini sangat mempengaruhi pola pikir manusia jika tidak dilandasi iman yang kuat. Terutama dalam bidang pendidikan dan sosial budaya. Terdapat dampak positif dan negatif nya akibat perkembangan sains dan teknologi saat ini, berupa :
1.      Dampak positif
a.       Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
b.      Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi dengan mudah,  seperti pembelajaran dengan menggunakan proyektor
c.       Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan pembelajaran melalui jaringan internet, seperti : e-learning, yang telah banyak diterapkan diberbagai lembaga pendidikan bahkan universitas ternama.

2.      Dampak Negatif
     a.   Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
   b.  Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu.
    c.    Jika anak-anak terlalu banyak dihadapkan dengan layar computer akan mengurangi kesehatan, terutama pada mata, jika telah berhubungan dengan computer pasti mengetahui dan sering bermain dengan aneka permainan di komputer yang apabila lama-kelamaan akan terjadi kerusakan di sebagian otaknya, hal ini disebabkan pengaruh radiasi monitor komputer yang terserap ke otak melalui matanya. Atau seperti kejadian di Thailand di mana seorang gadis remaja gantung diri karena frustasi tidak dapat menyelesaikan permainan bomber man.
  d.   Penyebab sikap malas karena kemudahan yang diberikan oleh teknologi. Bersikap serba instan karena teknologi menyuguhkan hal yang serba instan dan otomatis yang berpengaruh denagn jiwa konsumeris kita dan menganggap teknologi adalah kebutuhan primer yang berpengaruh pada lifestyle.

C.           Pentingnya Integrasi Tauhid dan Sains Modern

Mencermati pandangan integrasi Sains dan Tauhid akan memberikan wawasan yang lebih besar mencakup sains dan agama sehingga dapat bekerja sama secara aktif. Bahkan sains dapat meningkatkan keyakinan umat beragama dengan memberi bukti ilmiah atas wahyu atau pengalaman mistis. Sebagai contohnya adalah Maurice Bucaille yang melukiskan tentang kesejajaran deskripsi ilmiah modern tentang alam dengan deskripsi Al Qur’an tentang hal yang sama.[2] Kesejajaran inilah yang dianggap memberikan dukungan obyektif ilmiah pada pengalaman subyektif keagamaan. Pengakuan keabsahan klaim sains maupun agama ini atas dasar kesamaan keduanya dalam memberikan pengetahuan atau deskripsi tentang alam.[3]
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam hubungan integrasi ini. Pendekatan pertama, berangkat dari data ilmiah yang menawarkan bukti konsklusif bagi keyakinan agama, untuk memperoleh kesepakatan dan kesadaran akan eksistensi Tuhan. Pendekatan kedua, yaitu dengan menelaah ulang doktrin-doktrin agama dalam relevansinya dengan teori-teori ilmiah, atau dengan kata lain, keyakinan agama diuji dengan kriteria tertentu dan dirumuskan ulang sesuai dengan penemuan sains terkini. Lalu pemikiran sains keagamaan ditafsirkan dengan filasafat proses dalam kerangka konseptual yang sama.

D.           Model – Model Integrasi Tauhid dan Sains Modern

Gabungan tauhid dan sains modern melahirkan hubungan yang lebih bersahabat daripada pendekatan dialog dengan mencari titik temu di antara sains dan agama. Sains dan doktrin-doktrin keagamaan, sama-sama dianggap valid dan menjadi sumber koheren dalam pandangan dunia. Bahkan pemahaman tentang dunia yang diperoleh melalui sains diharapkan dapat memperkaya pemahaman keagamaan bagi manusia yang beriman.
Ada tiga versi berbeda dalam integrasi, yaitu:
a.       Natural Theology
Mengklaim bahwa eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari bukti tentang desain alam, yang dengan keajaiban struktur alam membuat kita semakin menyadari bahwa alam ini adalah karya Allah Swt. semata.
b.      Theology Of Nature
Berangkat dari tradisi keagamaan berdasarkan pengalaman keagamaan dan wahyu historis. Theology of Nature tidak berangkat dari sains sebagaimana natural theology. Dalam theology of nature, ia berpendapat bahwa sumber utama teologi terletak di luar sains, tetapi ia juga berpendapat bahwa beberapa doktrin tradisional harus dirumuskan ulang dalam sinaran sains terkini. Karena secara khusus, doktrin tentang penciptaan dan sifat dasar manusia dipengaruhi oleh temuan-temuan sains.
c.       Sintesis Sistematis
Integrasi yang lebih sistematis dapat dilakukan jika sains dan agama memberikan kontribusi ke arah pandangan  dunia yang lebih koheren yang dielaborasi dalam kerangka metafisika yang komprehensif. 

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan

1.      Integrasi adalah penggabungan, keseluruhan atau kesempurnaan, antara dua dimensi yang berbeda, sehingga menghasilkan sesuatu yang padu antara keduanya dan kemudian memilki keserasian, yang tak berlawanan atau bertentangan, maka integrasi Agama dan Sains dimaknai sebagai proses penggabungan dan penyesuaian di antara unsur-unsur Agama maupun Sains, Sehingga menghasilkan perpaduan antara Agama dan Sanis yang kemudian antara keduanya memilki keserasian dan tak berlawanan.
2.     Agama dan sains dalam pentas kehidupan manusia adalah dua entitas yang berbeda sebagai sumber pengetahuan dan sumber nilai bagi kehidupan manusia. Meskipun dalam kerangka filosofis keduanya berbeda, tetapi dalam konteks historis pernah dilakukan upaya-upaya konsolidatif, baik dalam bentuk kontraproduktif maupun dalam bentuk mutualistik untuk mempertemukan keduanya.

DAFTAR PUSTAKA


Buccaile, Maurice. 1999. Qur'an dan Sains Modern, terj H.M Rasjidi. Jakarta. Bulan Bintang
Masruri, Hadi. 2007. Filsafat Sains dalam Alquran Melacak Kerangka Dasar Integrasi Ilmu dan Agama. Malang. UIN-Malang Press
Rusli, Ris'an. 2001. Pemikiran Teologi Islam Modern. Jakarta. Perpustakan Nasional RI




[1] Hadi Masruri. Filsafat Sains dalam Alquran Melacak Kerangka Dasar Integrasi Ilmu dan Agama,(Malang : UIN-Malang Press 2007),hlm. 49
[2]Ris'an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern.(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2001).hlm. 64
[3]Maurice Buccaile, terj H.M Rasjidi, Qur'an dan Sains Modern.(Jakarta: Bulan Bintang, 1999).hlm. 108 
Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Spotlight